Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Wednesday, February 26, 2014

METODE PENGUMPULAN DATA

BAB I
PENDAHULUAN


A.  PENDAHULUAN
Pengumpulan data adalah hal yang urgen dalam penelitian. dalam penelitian kualitatif teknik dimaksudkan adalah hal-hal yang berkaitan dengan sumber data, metode pengumpulan data, penjelasan kedudukan peneliti sebagai instrumen pengumpulan data, penarikan sampel bertujuan, dan beberapa hal yang berkaitan dengan metode-metode pengumpulan data yang mutakhir. Tujuan pengumpulan data sendiri adalah untuk memperoleh informasi untuk terus merekam, untuk membuat keputusan tentang isu-isu, penting untuk menyampaikan informasi kepada orang lain. Terutama data yang dikumpulkan untuk memberikan informasi mengenai topik tertentu.[1]
Suatu proses pengumpulan data formal diperlukan seperti ini, memastikan bahwa data yang dikumpulkan adalah baik didefinisikan akurat dan bahwa keputusan-keputusan selanjutnya berdasarkan argumen yang terkadang dalam temuan adalah valid. Proses ini menyediakan baik dasar dari yang untuk mengukur dari dan dalam kasus tertentu pada apa untuk memperbaiki. Maka data yang dikumpulkan harus valid untuk digunakan validitas dari data dapat ditingkatkan jika alat pengukur serta kualitas dari pengambilan datanya sendiri cukup valid. Dalam penelitian di bidang tertentu seperti pada penelitian beberapa masalah psikologis pengambil data adalah sendiri yang harus cukup terampil.
Selanjutnya beberapa teknik pengumpulan data yang sering digunakan oleh peneliti, tentu hasil yang diperolehnya perlu mendapat pengukuran terhadap data yang dikumpulkannya. Pengukuran data dapat dilakukan dengan uji validasi serta realibilitas instrumen dan bagaimana penelitian penyusunan. pada pengumpulan data yang dilakukan pengujian tentang keabsahan data, untuk selanjutnya peneliti dapat melakukan terhadap skala sikap yang tepat dalam memperoleh data yang benar dan akurat.
Pada makalah ini akan mempresentasikan bahwa sebuah penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data atau informasi sebagaimana adanya dan bukan sebagaimana seharusnya dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Lebih lanjut makalah ini akan menguraikan tentang metode pengumpulan data dan hal-hal yang berkaitan dengan data tersebut.

B. PEMBAHASAN
Makalah Ini memamparkan hal-hal mengenai metode apa saja yang digunakan dalam sebuah penelitian
C. TUJUAN
Diharapkan makalah ini dapat memberikan pemahaman lebih dalam lagi dalam menentukan metode yang diperlukan dalam sebuah penelitian, baik dalam penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.



BAB II
PEMBAHASAN
1.      Teknik pengumpulan data
Menurut kamus besar Bahasa Indonesia  metode adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehenadaki, cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna menpacapai tujuan yang ditentukan.[2] Jadi metode pengumpulan data bisa diartikan suatu pekerjaan yang bersistem dalam suatu penelitian dengan cara mengumpulkan data dari berbagai sumber-sumbernya. Metode pengumpulan data juga paling urgen dalam penelitin.
Megumpulkan data adalah pekerjaan yang melelahkan dan kadang-kadang sulit. Berjalan dari rumah ke rumah mengadakan interview atau membagi angket, belum lagi kalau satu dua kali datang belum berhasil bertemu dengan orang yang dicari, atau malah dikejar anjing penjaga. Kadang – kadang sampai ke kantor, atau suatu tempat dan disambut dengan dingin, bahkan raut wajah yang kecut. Pekerjaan ini kadang diberikan kepada pembantu-pembantuu peneliti yunior, sedangkan para senior cukup membuat desain, menyusun instrumen, mengolah data, dan mengambil kesimpulan. Jadi pengumpulan data kualitatif adalah olahan data yang pengumpulan banyak dipengaruhi oleh faktor siapa yang bertugas mengumpulkan data. Jika pengumpul data melakukan sedikit kesalahan sikap dan interview misalnya, akan mempengaruhi data yang diberikan responden. Berhasil atau tidaknya sebuah peneliti salah satunya ditentukan oleh metode dan instrumen pengumpulan data yang digunakan oleh seorang peneliti. Agar seorang peneliti tidak melakukan sebuah kesalahan dalam melakukan sebuah penelitian, penelitian dianjurkan menggunakan metode dan instrumen pengumpulan data secara baik dan benar. Kesimpulannya bahwa mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang penting dalam meneliti. Ada beberapa jenis teknik pengumpulan data sebagai berikut ini :
1.    Kuesioner atau Angket
2.    Tes
3.    Wawancara
4.    Observasi
5.    Dokumnetasi
Dari jenis metode ini kami akan bahas satu persatu untuk menjelaskan bagaimana pengumpulan data dengan teknik ini, sehingga kami akan mendapat data yang diharapkan peneliti dan sampai tuntas dan sesuai dengan tujuan peneliti.
1.      Kuesioner atau Angket
Data yang diungkap dalam penelitian dapat dibedakan menjadi tiga jenis : fakta, pendapat dan kemampuan.[3] Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang teliti, digunakan tes. Perlu dipahami bahwa yang dikenai tes bukan hanya manusia. Mesin kereta juga dites apakah layak untuk digunakan atau tidak, maka itu semua bisa dites dengan alat tertentu baik komputer, dan  penggunaan alat-alat lainnya. Sebagian besar penelitian umumnya menggunakan kuesioner sebagai teknik yang dipilih untuk pengumpulan data. Kuesioner atau angket memilki kebaikan, asal cara dan pengadaannya mengikuti persyaratan yang telah digariskan dalam  penelitian. Sebabnya kuesioner disusun, maka harus dilalui prosedur, yaitu :
a.    Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan kuesioner
b.    Mengidenfikasikan variabel yang akan dijadikan sasaran kuesioner
c.    Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan tunggal.
d.   Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untu menentukan teknik analisisnya.[4]
Penentuan sampel sebagai responden kuesioner perlu mendapat perhatian pula. Apabila salah menentukan sampel, informasi yang akan dibutuhkan barangkali tidak kita peroleh secara maksimal. Kita ambil contoh, kami ingin mengetahui terhadap daya tarik orang terhadap kuesioner. Maka kami mengirimkan ribuan kuesioner kepada responden secara acak melalui buku telepon dan meminta mereka untuk mengembalikan lewat pos berlangganan, jadi responden tidak perlu membeli perangko. Hasilnya dapat ditebak, yaitu bahwa semua responden akan suka dengan kuesioner. Mengapa? Tentu saja kalau responden tidak suka pasti kuesioner tadi sudah dibuang ke tong sampah atau jadi bungkus kacang.
Sedangkan angket adalah cara mengumpulkan data dengan menggunakan daftar isian atau daftar pertanyaan yang telah disiapkan dan disusun sedemikian rupa sehingga calon responden hanya tinggal mengisi atau menandainya dengan mudah dan cepat.[5] Adapun angket dibagi dua ada angket anonim dan bernama. Angket anonim memiliki kebaikan, karena responden bebas mengemukakan pendapat.[6] Akan tetapi penggunaan angket anonim mempunyai beberapa kelemahan :
1.      Sukar ditelusuri apabila ada kekurangan pengisian yang disebabkan karena responden kurang memahami maksud item
2.      Tidak mungkin mengadakan analisis lebih lanjut apabila peneliti ingin memecah kelompok berdasarkan karakteristik yang diperlukan.
Berbagai penelitian memberikan gambaran hasil bahwa tidak ada perbedaan ketelitian jawaban yang diberikan oleh orang dewasa, baik yang anonim maupun yang bernama. Faktor-faktor yang mempengaruhi perlu tidaknya angket di beri nama adalah :
1.      Tingkat kematangan responden
2.      Tingkat subjekvitas item yang menyebabkan responden enggan memberikan jawaban (misalnya gaji untuk pria dan umur untuk wanita)
3.      Kemungkinan banyaknya angket
4.      Prosedur yang akan diambil pada waktu menganalisa.[7]
Menurut  sitorus bahwa jenis-jenis metode pengumpulan data ada dua yaitu : Angket atau kuesioner dan Test. Untuk metode pengumpulan data kuantitatif akan dibahas pada metode angket atau kuesioner dan Tes. Metode wawancara, studi dukumen, dan observasi akan dibahas pada metode penelitian kualitatif.[8]  
a.       Kuesioner atau Angket menurutnya adalah metode pengumpulan data yang menggunakan angket sebagai alat pengumpulan data.[9] Peneliti memberikan angket yang telah disusun dan diuji cobakan kepada responden serta telah dihitung validitas dan rehabilitasnya kepada respnden penelitian. Kuesioner dan angket dapat langsung peneliti melakukan penelitian dan dapat diwakilkan kepada orang lain untuk menyebarkan. Teknik membuat pertanyaan untuk angket dan cara-cara mengajukannya, biasanya dipelajari dalam metode riset. Untuk memudahkan, sering angket berisikan pertanyaan berbentuk  pilihan. Pertanyaan ini diajukan disertai beberapa jawaban yang mungkin timbul. Calon responden hanya tinggal mencoret yang tidak perlu atas memberi tanda pada tempat yang telah disediakan.
Pendidikan tertinggi saudara adalah :
a.       SD                   b. SLTP                 c.SLTA              d.AKEDEMI               e. PT
Sedangkan kelebihan dari metode pengumpulan ini adalah :
1.      Angket baik untuk sumber data yang banyak dan tersebar
2.      Responden tidak merasa terganggu, karena dapat mengisi angket dengan memilih waktunya sendiri yang paling luang.
3.      Angket secara relatif lebih efesien untuk sumber data yang banyak
4.      Karena angket biasanya tidak mencantumkan identitas responden, maka hasilnya dapat lebih objektif.
Kelebihan metode angket juga memiliki kekurangan :
1.      Angket tidak dapat menggaransi responden untuk menjawab pertanyaan dengan sepenuh hati
2.      Angket cenderung tidak fleksibel, artinya pertanyaan yang harus dijawab terbatas yang dicantumkan di dalam pemilihan angket saja, tidak dapat dikembangkan lagi sesuai dengan situasinya, untuk mengatasi masalah ini peneliti biasanya menggunakan model angket campuran dengan menyediakan satu pilihan yang diisi sendiri oleh responden  penelitian.
3.      Pengumpulan sampel tidak dapat dilakukan secara bersama-sama dengan daftar pertanyaan, lain halnya dengan observasi yang dapat sekaligus mengumpulkan sampel
4.      Angket yang lengkap sulit untuk dibuat
2.Tes 
Maka untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan objek yang diteliti, digunakan tes. Tes adalah metode pengumpulan data yang menggunakan tes sebagai alat pengumpulan data.[10] Tes merupakan merupakan penelitian. Tes merupakan metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang berbagai aspek dalam tingkah laku dan kehidupan batin seseorang. Tes juga didefenisikan seperangkat rangsangan (stimulus) yang di berikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka. Persyaratan pokok bagi tes adalah validitas (ketepatan) dan reliabelitas (ketetapan). Ada tiga jenis tes sebagai alat pengukur yaitu:[11]
1.      Tes lisan (oral test) yaitu berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara lisan tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaanya dari jawabannya yang diberikan secara lisan pula.
2.      Tes tertulis (written tes) yaitu tes yang berupa sejumlah pertanyaan yang diajukan secara tertulis tentang aspek-aspek yang ingin diketahui keadaan dari jawaban yang diberikan secara tertulis dan tes tertulis dibedakan kepada dua bentuk : tes essay, tes objektif.
3.      Tes Tindakan (Performance test) yaitu tes yang penilainnya didapatkan dari aspek kemampuan yang bersifat ketrampilan.[12]
Dengan menggunakan pengukuran yang menghasilkan suatu deskripsi kuantitatif tentang aspek yang diteliti. Keunggulan metode ini adalah :
1.      Lebih akurat karena tes berulang-ulang direvisi.
2.      Instrumen penelitian objektif.
Sedangkan kelemahannya adalah :
1.      Hanya mengukur aspek satu data
2.      Memerlukan jangka waktu yang panjang karena harus dilakukan secara berulang-ulang.
3.      Hanya mengukur keadaan responden pada saat tes dilakukan.
3. Wawancara
Di samping memakan waktu yang cukup lama untuk mengumpulkan data, dengan teknik interview peneliti harus memikirkan tentang pelaksanaannya. Memberikan angket kepada responden dan menghendaki jawaban tertulis lebih mudah jika dibandingkan dengan memperoleh jawaban dengan bertatap muka.[13]
Wawancara adalah percakapan yang dilakukan dua belah pihak, yaitu : pewancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Adapun merekonstruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatan-kebulatan sebagai yang diharapkan dialami pada masa yang akan datang, mengubah, menguji, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia maupun bukan manusia, dan memverifikasi, mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti sebagai pengecekan anggota.[14]
Menurut Patton wawancara dibagi dua macam[15] :
1.      Wawacara pembicaraan informal, jenis ini ditandai dengan pertanyaan yang diajukan sangat tergantung kepada pewawancara sendiri, jadi tergantung pada spontanitas dalam mengajukan pertanyaaan kepada terwawancara. Disini suasanannya biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan jawaban berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari.
2.      Pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara, Disini wawancara mengharuskan membuat kerangka-kerangka dan garis-garis besar yang dirumuskan dan tidak perlu dipertanyakan secara berurutan.
3.      Wawancara baku terbuka, Wawancara yang menggunakan seperangkat pertanyaan baku
Dalam pembagian lain dikemukakan oleh Lincoln dan Guba, wawancara dibagi kedalam 4 jenis baku :
1.      Wawancara oleh tim atau panel
2.      Wawancara terbuka dan tertutup
3.      Wawancara riwayat secara lisan
4.      Wawancara terstuktur dan wawancara tak tersutruktur
a.Bentuk-bentuk pertayaan
Patton memberikan 6 jenis pertanyaan :
a.       Pertanyaan yang berkaitan dengan pengalaman dan perilaku
b.      Pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat atau nilai
c.       Pertanyaan yang berkaitan dengan perasaan
d.      Pertanyaan yang berkaitan tentang pengetahuan
e.       Pertanyaan yang berkaitan dengan indera
f.       Pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi
Lincoln dan Guba mengatakan ada 10 macam pertanyaan dalam wawancara[16] :
a.       Pertanyaan hipotesa
b.      Pertanyaan yang mempersoalkan sesuatu yang ideal dan responden ditanya agar memberikan respons tentang hipotesis alternatif mengenai masa lalu, sekarang atau yang akan datang
c.       Pertanyaan yang menayakan dan menantang responden untuk merespon dengan cara memberikan hipotesis alternatif atau penjelasan
d.      Pertanyaan interpretatif yang menyarankan responden memberikan penjelasan kejadian, peristiwa
e.       Pertanyaan yang memberikan saran
f.        Pertanyaann tentang alasan mengapa
g.      Pertanyaan tipe argumen
h.      Pertanyaan tentang sumber
i.        Pertanyaan yang mengharapkan jawaban ya-tidak
j.        Pertanyaan yang mengarahkan tambahan pada informasi yang disediakan
Ada pula pembagian pertanyaan luaran atau kurang mendalam dan pertanyaan pendalaman. Pertanyaan luaran ditanyakan tanpa bermaksud menggali sesuatu secara mendalam. Pertanyaan mendalam maksudnya menggali lebih jauh tentang hal yang dipersoalkan. Lincoln dan Guba menyatakan pertanyaan pendalaman bermaksud menggali lebih dalam, dicari untuk keperluan[17] :
a.       Klarifikasi, pewancara memerlukan lagi informasi tentang hal yang dipersoalkan sebelumnya
b.      Kesadaran kritis, disini responden untuk memutuskan, menanggapi sesuatu, menilai, atau contoh tentang sesuatu. Kata tanya dalam hal ini : mengapa, dalam hal apa.
c.       Pejelasan, pewancara memerlukan informasi mengenai berbagai aspek.
d.      Refokus, responden ditanyai untuk mengaitkan, membandingkan, mempertentangkan dengan jawabannya dengan topik atau ide.
e.       Informasi tentantang intensitas perasaan responden.
b. Penata urutan pertanyaan
Ada 3 cara menurut Lincoln dan Guba :
a.       Bentuk cerobong, dilakukan dengan cara pertanyaan yang umum mengarah ke khusus
b.      Tidak cerobong, dilakukan dengan cara pertanyaan yang khusus  ke umum
c.       Kuintamensional, bentuk ini mefokuskan pertanyaan kepada dimensi kesadaran deskriptif, menuju dimensi-dimensi afektif, perilaku, perasaan, atau sikap. Pertanyaan pertama hendaknya dimulai dari sesuatu yang menentukan kesadaran, misalnya :” apakah anda menyaksikan pertengkaran yang terjadi antara Ali dan Jono dihalaman sekolah?”
c.Perencanaan wawancara
Dalam melaksanakan wawancara harus diperhatikan :
1.      Menemukan siapa yang diwawancarai
2.      Mencari bagaimana cara yang sebaiknya untuk mengadakan kontak dengan responden
3.      Mengadakan persiapan yang matang untuk pelaksanaan wawancara.
a. Adapun dalam pelaksanaan wawancara perlu diperhatikan pelaksanaan wawancara :
1.      Memakai pakaian sepantasnya
2.      Menepati janji
3.      Tempat wawancara
4.      Pewancara bersifat netral
5.      Pewancara harus tetap menjadi pendengar yang baik
b. Strategi dan taktik berwawancara
1.      Selalu mendengarkan dan memperhatikan dengan memanfaatkan gerakan tertentu, contohnya : diam, ekspresi muka, gerakan tubuh, dan gerakan lainnya.
2.      Membuat janji apabila berkelanjutan dalam wawancara
3.      Meninggalkan kesan yang baik sekali setelah melakukan wawancara
4.      Memperhatikan waktu yang tersedia untuk wawancara.
5.      Memperkenalkan identitas pewancara
6.      Menjalin keakraban dengan terwawancara agar mereka menjawab dengan sebenarnya
7.      Menempatkan posisi terwawancara, apakah dia berstatus pimpinan, staf, dll.
Begitu juga dalam pelaksanaanya ketika sikap waktu datang, sikap duduk, kecerahan wajah, tutur kata, keramahan, kesabaran serta keseluruhan penampilan, akan sangat berpengaruh terhadap isi jawaban responden yang diterima oleh peneliti. Oleh sebab itu, maka perlu adanya latihan yang intensif bagi calon interviewer agar tidak ada pokok-pokok yang tertinggi, agar pencatatannya lebih cepat.  Ada dua macam pedoman wawancara :
1.      Pedoman wawancara tidak tersutruktur, yaitu pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan. Tentu saja kreativitas pewancara sangat diperlukan, bahkan hasil wawancara dengan jenis pedoman ini lebih banyak tergantung dari pewawancara. Pewancara sebagai pengemudi jawaban responden. Jenis ini cocok khusus penilain.
2.      Pedoman wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga menyerupai check list. Pewancara tinggal membubuhkan tanda v pada nomor yang sesuai.[18]
Sedangkan banyak pedoman yang digunakan adalah bentuk terstruktur, dalam hal ini mula-mula interview menanyakan sejumlah pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu  persatu diperdalam dalam mengorek keteraangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bisa meliputi semua variabel, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam. Sebagai contoh misalnya kami akan menyelidiki pengetahuan dan pendapat mahasiswa tentang perguruan tinggi di mana mereka kuliah. Pertama-tama mereka hanya tentang tahun berapa mereka masuk, sekarang tingkat berapa, mengambil mata kuliah apa, ekstrakulir apa saja yang diikuti dsb.
c.       Pencatatan data wawancara
Selain menggunakan recorder sebagai alat bantu untuk mendokumentasikan hasil wawancara, sebaiknya dibuat catatan: membantu pewawancara agar dapat merencanakan pertanyaan baru berikutnya. Membantu pewawancara untuk mencari pokok-pokok penting dalam pita suara sehingga mempermudah proses analisis.
d.      Kegiatan setelah wawancara
Setelah wawancara, maka kita periksa dulu apa recorder dalam keadaan baik, jika rusak menggunakan catatan, juga catatan wawancara disusun sesuai dengan struktur urutan pertanyaan sehingga dapat memperkaya wawancara.
4.Observasi
Adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara cermat dan sistematis sesuai panduan yang telah dibuat dalam  penelitian kualitatif.[19] Selain itu observasi adalah pengamatan terhadap atau tingkah laku tertentu dari objek yang diselidiki  dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Jadi yang diobservasi dalam suatu penelitian kualitatif lazimnya suatu sosial tertentu.   
Ada beberapa alasan pengamatan penelitian dalam penelitian kualitatif menurut Lincoln dan Guba adalah :
1.      Teknik pengamatan didasarkan atau pengalaman secara langsung. Pengamatan langsung merupakan alat yang ampuh untuk mengetes kebenaran.
2.      Teknik pengamatan memungkinkan melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat perilaku dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan sebenarnya.
3.      Pengamatan memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proposional maupun pengetahuan yang langsung yang peroleh dari mata.
4.      Sering terjadi keraguan dalam penelitian, jangan-jangan pada data yang dijaring bias. Jadi jalan terbaik maka memanfaatkan pengamatan.
5.      Memungkinkan peneliti mampu memahami situasi-situasi yang rumit.[20]
6.      Pengamatan menjadi jalan alternatif bagi metode-metode yang lain.
 Macam-macam pengamatan
Pengamatan terdiri dari dua macam yaitu :  
1.      Pengamatan berperanserta yaitu : pengamatan berperan serta dilakukan dengan cara peneliti berperan ganda sebagai peneliti dan sebagai anggota resmi dari kelompok yang diamati. Jadi identitas pengamat sesungguhnya tidak diketahui oleh para responden atau informan. Peranan yang dimainkan bersifat pura-pura, dan semata-mata dengan tujuan untuk melalui partisipasi dalam lingkungan sosial budaya tersebut mencari data ilmiah yang dibutuhkan. Memainkan peran itu tidak lah mudah, sebab ada kemungkinan bahwa seorang penelliti karena romantika dari peranan dan responden yang baik.[21]
2.      Pengamatan tidak berperanserta yaitu : pengamatan tanpa peran serta hanya melakukan satu fungsi yaitu sebagai pengamat. Pengamatan menjadi bagi 2 ada pengamatan terbuka dan tertutup. Pengamatan yang dilakukan diketahui subjek penelitian. Pengamatan tertutup pengamatan dilakukan tanda diketahui. Misalnya pengamatan lewat video, film, dan lain sebagainya. Juga ada pengamatan latar alamiah dan pengamatan dengan latar buatan (eksperimen).
Objek observsi
Setiap situasi sosial tertentu setidak-tidaknya mempunyai tiga objek utama observasi :
a.       Lokasi / fisik tempat situasi sosial itu berlangsung
b.      Manusia-manusia pelaku
c.       Kegiatan atau aktifitas para pelaku pada lokasi/tempat berlangsungnya situasi sosial.
Maka dalam menggunakan teknik observasi cara yang paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan pertimbangan kemudian mengadakan penilain ke dalam suatu skala bertingkat. Misalnya kita memperhatikan reaksi penonton televesi itu, bukan hanya mencatat bagaimana reaksi itu, tetapi juga menilai reaksi tersebut sangat kurang atau tidak sesuai dengan yang kita kehendaki.
Adapun manfaat observasi sebagai berikut :
1.      Dengan observasi di lapangan peneliti mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial
2.      Mendapatkan pengalaman langsung, sehingga peneliti memungkinkan menggunakan pendekatan induktif
3.      Dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain
4.      Dapat mengemukakan hal-hal yang sedianya tidak terungkap oleh responden dalam wawancara
5.      Dapat mengumukakan hal-hal yang di luar persepsi responden
6.      Memperoleh kesan-kesan pribadi, dan merasakan sesuatu situasi sosial yang diteliti.[22]
Sedangkan dalam kelemahan pengamatan ini, sebagai berikut ini :
Dari segi teknik pelaksanaannya :
a.         Pengamat terbatas mengamati karena kedudukannya dalam kelompok
b.        Pengamatan yang berperanserta sering sukar memisahkan diri walaupun hanya sesaat untuk membuat catatan hasil pengamatannya.
c.         Responden hanya memberikan data yang diberikan
d.        Hasil pengamatan berupa sejumlah besar data sering sukar dan sangat memakan waktu menganalisanya
e.         Pengamatan sering tidak sistematis
Dari segi pengamat :
a.         Pengamat sukar untuk mengatasi hal di atas jika tidak ada umpan balik.
b.        Latihan tersebut perlu menajamkan kemampuan calon peneliti untuk mendengar, melihat, merasakan, menghayati, dan kemampuan mencatat yang diperlukan.[23]
5.Dokumentasi
Adalah metode pengumpulan data yang menggunakan dokumen sebagai sumber penelitian. Data bisa dihasilkan dengan record dan dokumen. Menurut Guba dan Lincoln, record adalah setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting.[24] Dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film. Dan data adalah mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lenger, agenda dll.[25]
Dokumentasi dibagi dua yang pertama: dokumen pribadi yakni catatan lapangan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Maksudnya memperoleh kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subjek penelitian. Diantara dokumen pribadi : buku harian, surat pribadi, otobiografi. Yang kedua dokumen resmi ialah dokumen yang terbagi atas dokumen internal berupa memo, pengumuman, intruksi, aturan atau lembaga masyarakat tertentu yang digunakan dalam kalangan sendiri. Sedangkan dokumen eksternal berisi bahan-bahan informasi yang dihasilkan oleh suatu lembaga sosial misalnya majalah, buletin, pernyataan, media massa.[26]
Jadi teknik dokumentasi tidak kalah penting dari teknik-teknik lain. Teknik ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah. Dengan teknik ini dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetap benda mati.
Dalam menggunakan teknik ini peneliti memegang check-list untuk mencari variabel yang sudah ditentukan. Apabila terdapat variabel yang dicari, maka peneliti menulis tanda check di tempat yang sesuai. Untuk mencatat hal-hal yang bersifat bebas atau belum ditentukan dalam daftar variabel peneliti dapat menggunakan kalimat bebas.



BAB III
PENUTUP
C. Kesimpulan
Metode pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis untuk memperoleh data yang diperlukan dan metode pengumpulan data selalu ada hubungannya dengan masalah penelitian yang ingin dipecahkan. Berhasil atau tidaknya sebuah penelitian tergantung pada peneliti dalam menggunakan metode dan instrumen pengumpulan data yang digunakan. Agar peneliti tidak melakukan kesalahan dalam melakukan sebuah penelitian, maka penelti dianjurkan menggunakan metode dan instrumen pengumpulan data secara baik dan benar.
Istilah dalam referensi disana ada perbedaan dalam metode dan teknik, tapi kata ini memiliki arti yang sama yaitu cara mengumpulkan data yang sistematis. Maka dalam pengumpulan data ada bebarapa metode dalam pengumpulan data, diantaranya adalah : metode kuesioner atau angket, metode pengamatan atau observasi, metode tes, metode wawancara, metode dokumentasi. Semua metode ini sangat penting bagi peneliti dalam melaksanakan peneliti. Metode ini dapat digunakan dalam penelitian kuantitaif dan penelitian kualitatif, tetapi ada beberapa metode yang lebih tepat digunakan pada penelitian kuantitatif daripada penelitian kualitatif misalnya: tes atau angket.
Dengan demikian pengumpulan data sangat penting dalam sebuah penelitian sehingga kita akan mendapatkan hasil yang diinginkan yaitu tujuan dalam penelitian. Tapi semua tidak akan berjalan kalau kita hanya mengandalkan judul, sampel, teori, tapi perlu sebuah penelitian yang didalamnya masalah yang menarik untuk diteliti dan sesuai dengan pengumpulan data baik untuk penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif.






DAFTAR PUSTAKA
Abduddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, Jakarta, Grasindo, 2001
Masganti Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam, Medan, IAIN, 2011
M. Suparta dan Herry Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta, Amissco, 2003
Pius A. Partanto dan M. Dahlan Al-Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya, Arkola, 1994
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta, Rineka Cipta, 2006
Sudjana, Metode Stastistika, Bandung, Tarsito, 2005
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Bandung, Alfabet, 2010
Syukur Kholil, Metodologi penelitian Komunikasi, Bandung, Cita Pustaka Media, 2006










[1]  Masganti Sitorus, Metodologi Penelitian Pendidikan Islam,( Medan, IAIN press), 20011
[2] Dahlan Yacub Albarry, Kamus Ilmiah Populer, (Yogyakarta, Arkola, 1994), hlm.446
[3] Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta, Rineka Cipta), 2006, hlm. 223
[4] Ibid hlm. 225
[5] Sudjana, Metode Statistika,( Bandung, Tarsito), 2005, hlm. 8
[6] Arikunto, Prosedur,(Jakarta, Rineka Cipta), 2006, hlm.226
[7] Ibid hlm. 226
[8] Masganti Sitorus, Metodologi, hlm.77
[9] Ibid hlm. 78
[10] Ibid, hlm. 79
[11] M. Suparta dan Herry Noer Aly, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta, Amissco), 2003, h. 225
[12]  Ibid, h. 225
[13]  Arikunto, Prosedur, hlm 227
[14]  Sitorus, Metodologi, hlm. 188
[15] Ibid, hlm. 188
[16] Ibid, hlm. 188
[17] Ibdi, hlm. 188
[18] Arikunto, Prosedur, hlm. 228
[19] Syukur Kholil, Metodologi Penelitian Komunikasi, (Bandung, Cipta Pustaka Media), 2006, hlm. 103
[20] Sitorus, Metodologi, hlm. 181
[21] Abuddin Nata,  Paradigma pendidikan islam, (Jakarta, Grasindo, 2001), hlm. 317
[22]  Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, (Bandung, Alfabet, 2010),  hlm. 128
[23] Sitorus, Metodologi, hlm. 187
[24] Ibid, h. 197
[25] Arikunto, Prosedur, hllm. 231
[26]  Ibid, h. 231

0 comments:

Post a Comment

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More